A. Tes lari 12 menit
B. Lari 2,4 km
Kedua tes
kapasitas aerobik ini sangat praktis dilaksanakan, karena tidak memerlukan
peralatan maupun sarana yang khusus. Tes
ini hanya mebutuhkan linyasan yang datar, baik berupa jalan, lapangan,
maupun halaman, semuanya dapat dipergunakan. Keuntungan lain dari tes ini ialah
dalam satu saat dapat di tes beberapa prang sehingga dapat menghemat waktu
serta tenaga pelaksana. Ts ini cukup menggambrakan kemampuan/kapasitas aerobik
seseorang sehingga dapat diketahui tinggi kebugaran jasmaninya.
Tes ini didasarkan atas hasil tes penggunaan O2
yang dilakukan di dalam laboratorium dengan cara lari di atas tread-mill
(lantai berjalan). Koepisien korelasinya = 90. Tes ini hendaknya hanya
dilakukan terhadap mereka yang sudah terlatih, atau terhadap mereka yang
dteratur melakukan latihan aerobik paling sedikit 3 kali dalam seminggu dan
telah berlangsung tidak kurang dari 6 minggu.
I.
TUJUAN
Tes ini pada dasarnya untuk
mengukur kapasitas aerobik. Tes ini adalah suatu cara yang sangat baik untuk
menentukan fitness seseorang (general fitness) dan kemampuan fisiknya (Santoso
dkk, 1980).
II.
SARANA
DAN PRASARANA
1. Lintasan lari (rata/tidak
berbukit-bukit), terukur
2. Alat pengukur waktu
3. Nomor start atau balok kayu atau bendera
4. Peluit
5. Naracoba
III.
TATA
KERJA
A. Tes lari 12 menit
1. Naracoba berdiri di tempat start, diberi
balok kayu/ bendera
2. Tester memberikan aba-aba start bersamaan
dengan menghidupkan stop watch
3. Segera setelah terdengar aba-aba start,
naracoba mulai berlari sambil membawa balok kayu/bendera
4. Naracoba harus berlari sejauh mungkin
selama 12 menit, apabila merasa tidak kuat berlari, boleh berjalan, asal tidak
meniggalkan lintasan lari
5. Pada saat tepat waktu berlangsung 12
menit, tester membunyikan peluit tanda tes berakhir
6. Pada saat dibunyikan peluit tanda tes
berakhir, naracoba meletakkan balok/bendera kecil yang dibawanya
7. Tester menentukan/mengukur jarak yang
ditempuh oleh naracoba
8. Tester menentukan tingkat kebugaran
jasmani naracoba dengan mencocokkan hasil tes dengan tabel (cooper, 1976).
A. Tes lari 2,4 km
1. Naracoba berdiri di tempat start
2. Tester memberikan aba-aba start
bersamaan, menghidupkan stop watch
3. Bersamaan dengan terdengarnya aba-aba
start, naracoba mulai berlari
4. Naracoab harus berlari menempuh jaraj 2,4
km, apabila merasa tidak kuat berlari, boleh berjalan, aasal tidak meninggalkan
lintasan lari
5. Pada saat naracoba mencapai jaraj 2,4 km,
tester menghentikan stop watch/menentukan waktu yang dipergunakan oleh naracoba
untuk menyelesaikan jarak 2,4 km tersebut
6. Tester menentukan tingkat kebugaran
jasmani neracoba dengan mencocokkan hasil tes dengan tabel (cooper, 1976)
Pertanyaan
: manakah yang lebih menguntungkan tes macam A atau B kemukakan alasannya
Semoga bermanfaat dan bisa
di praktekan sehingga dapat menjawab jawaban dari pertanyaan di atas
0 komentar:
Posting Komentar