PRAKTIKUM
BEBERAPA PEMERIKSAAN
KESANGGUPAN BADAN
Kesanggupan badan, kebugaran jasmani, atau yang lebih kita
kenal dengan istilah kesegaran jasmani adalah seperti yang dimaksud dalam
istilah “pysical fitness” merupakan kemampuan dasar tubuh yang sangat penting
artinya untuk menunjang efisien kerja seseorang. Pemeriksaan kebugaran jasmani
merupakan salas satu persyaratan ujian kesehatan bagi merekan yang akan
melakukan tugas-tugas berat, (terutama tugas fisik), seperti calon penerbangan,
calon AKABRI, olahragawan dan sebagainya.
Pemeriksaan kebugaran jasmani secar garis besar dapat
digolongkan: 1. Tes/pengukuran
laboratorium (non performance test) dan tes/pengukuran bukan laboratorium
(performance test-test lapangan) (baca Karpovich, 1971). Dalam kesempatan
praktikum kali ini diberikan beberapa
macam percobaan yang dapat dikerjakan secara sederhana (tanpa menggunakan
alat-alat yang istimewa). Percobaan tersebut meliputi : 1. Faal sistema respirasi dan 2. Faal sistema kardiovakuler.
I.
TUJUAN
Tujuan praktikim/pemeriksaan kebugaran jasmani adalh untuk :
a.
Mengenal berbagai jenis tes/pengukuran
kesanggupan badan/kebugaran jasmani yang sederhana untuk fungsi statis dan dinamis
b.
Memperoleh pengalaman sebagai
penyelanggaraan/naracoba dlam tes/pengukuran kebugaran jasmani
II.
SARANA DAN NARACOBA
-
Stop watch
-
Metronom
-
Manometer air raksa
-
Bangku setinggi 50cm/46cm
-
Naracoba
III.
TATA KERJA
a.
Percobaan faal sistem respirasi terdiri dari:
1.
Percobaan kekuatan meniup manometer air raksa
Pada percobaan ini naracoba disuruh meniup manometer Hg sekuat-kuatnya
dari sikap inspirasi maksimal. Hasil percobaan ini memberi gambaran mengenai
kekuatan otot-otot ekspirasi yang secara tidak langsung menunjukkan tingkat
kebugaran jasmani pelakunya. Makin tinggi air dapat ditiup , makin kuat otot-otot
ekspirasinya dan makin tinggi derajat kebugaran jasmaninya. Kerjakanlah
percobaan ini tiga kali bagi setiap bagi naracoba, kemudian ambil nilai
rata-ratanya.
Penghargaan:
-
Rata-rata orang sehat sampai 30 tahun mampu
meniup sampai 135 mm Hg.
-
Kemampuan meniup kurang dari 110 mm Hg adalah
kurang
Pertanyaan :
-
Berapakah kemampuan rata-rata hasil percobaan
yang saudara lakukan ?
-
Sebutkan pula otot-otot untuk ekspirasi maksimal
2.
Menahan nafas biasa
Dalam percobaan ini dilakukan tata kerja sebagai berikut : 1. Naracoba melakukan respirasi dedalam
dalamnya dua kali berturut-turut,
2. Kemudian melakukan inspirasi
biasa dan langsung menahan nafas selama mungkin, 3.
Berapa lama mampu menahan nafas tersebut dicatat. Kerjakan percobaan ini
tiga kali, ambil rata-ratanya.
Penghargaan : Menahan nafas kurang dari 49 detik adalah
kurang
Catatan : Bila dipandang perlu, naracoba diberi penjelasan
dan mencoba car mengerjakan menahan nafas biasa tersebut.
3.
Menahan nafas sambil meniup 40 mm Hg
Dalam percobaan ini naracoba melakukan tata kerja sebagai berikut:
1. Lakukan inspirasi maksimal, kemudian
2. Tiuplah manometer air raksa sampai
angka 40 m Hg, langsung diusul 3. Tahan
nafas selama mungkin dengan mempertahankan tiupan 40 m Hg. Kerjakan percobaan
ini tiga kali, ambil nilai rata-ratanya.
Penghargaan :
-
Rata-rata orang sehat (dewasa-muda) mampu
menahan nafas sambil meniup 40 mm Hg, selama 45 detik.
-
Manahan nafas kurang dari 25 detik adalah
kurang.
Catatan : Percobaan
butir b dan c memberikan gambaran tentang kemampuan tubuh untuk menetralisir
pengaruh CO2 melalui mekanisme buffer darah (alkali reserve); pada
percobaan butir b dalam keadaan istirahat dan pada butir c dalam keadaan
bekerja. Makin lama naracoba dapat manahan nafas, berarti makin besar kemampuan
mengatasi zat-zat kelelahan di dalam tubuh dan merupakan gambaran kebugaran
jasmani pelakunya.
Pertanyaan : Adakah
perbedaan hasil antara percobaan butir b dengan butir c dari naracoba yang
sama. Berikan penjelasannya.
b.
PERCOBAAN FAAL SISTEM KARDIOSVAKULER, TEDIRI
DARI :
1.
Lorentz test
Dalam percobaan ini tata cara kerja yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
1.
Tentukan denyut nadi istirahat naracoba selama
15 detik selama istirahat (duduk 5-10 menit) :kemusian
2.
Naracoba disuruh melakuan jongkok berdiri 20
kali dalam 20 detik (atas komando/bunyi metronom); selanjutnya
3.
Begitu selesai melakukan jongkok-berdiri,
naracoba langsung duduk; setelah itu
4.
Hitung DN pada menit ke 1 (selama selesai
laatihan), naracoba langsung duduk; setelah itu
5.
Hintung DN pada menit ke 1 (selama selesai
latihan), ke 2, ke 3, dan seterusnya , tiap kali selama 15 detik (seperti pada
butir 1,sampai kembali ke DN istirahat.
Pertanyaaan :
-
Rata-rata orang sehat (dewasa-muda), frekuensi
DN-nya kembali ke DN istirahat setelah dua menit
-
DN pemulihan (recovery) kembali ke frekuensi DN
istirahat sampai
2 menit =
baik
2-3 menit =
sedang
Lebih dari 3 menit = kurang
Denyut nadi pemulihan merupakan gambaran kebugaran jasmani seseorang
Pertanyaan :
-
Berikan alasan kenapa denyut nadi pemulihan
seseorang merupakan gambaran kebugaran jasmaninya.
2.
Harvard Step-up Test
Harvard Step-up Test merupakan salah satu bentuk tes kebugaran jasmani
yang termasuk “performance test” yang dikembangkan semasa PD II. Dalam bentuk
aslinya, tes ini dilakukan dengan cara :
1. Naik turun bangku setinggi 20
inci (50 cm) dengan irama 30 x per menit,
2. Dikerjakan paling lama 5
menit, kemudian 3. Naracoba dalam sikap duduk dipantau DN
pemulihan setelah menit ke 1, ke 2, dan ke 3, masing-masing selama 30 detik;
selanjutnya 4. Dihitung indeks kebugaran jasmaninya dengan
rumus.
Dalam percobaan tata kerja yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan bangku setinggi 50 cm bagi naracoba
pria, atau 46 cm bagi naracoba wanita
2.
Atur metronom pada skala 120 untuk menentukan
irama naik turun bangku
3.
Naracoba melakukan naik turun bangku sesuai
dengan irama metronom paling lama 5 menit (kecuali badi yang tidak kuat) dengan
tanda : irama kacau dan/atau sikap tubuh, tidak tegak lagi, walau telah
diperingatkan sampai dua kali; kemudian
4.
Naracoba langsung duduk dan DN pemulihan dengan
:
a.
Cara lambat
-
Pertama, pada 1 menit setelah latihan
-
Kedua, pada 2 : 00 – 2 : 30
-
Ketiga, pada 3 : 00 – 3 : 30
b.
Cara cepat
-
Hanya dihitung satu kali pada 1 : 00 – 1 : 30,
setelah latihan
5.
Hitung indeks kebugaran jasmaninya dengan rumus
a.
Cara lambat
indeks kebugaran jasmani = lama latihan (detik) x 100
2x (jumlah ketiga bilangan DN)
b.
Cara cepat
indeks kebugaran jasmani = lama latihan (detik) x 100
(5,5 x bilangan DN)
penghargaan : a. Cara lambat :
-
kurang dari 55
= kurang
-
55 – 64 =
rendah
-
65 - 79 =
sedang
-
80 – 89 =
tinggi
-
90 ke atas =
amat tinggi
b.Cara cepat :
-
Kurang dari 50 =
kurang
-
50 – 80 =
sedang
-
Lebih dari 80 =
baik
Pertanyaan : Adakah perbedaan yang berarti antara indeks
kebugaran jasmani dengan perhitungan cara lambat dengan cara cepat ?
Catatan :
1.
Unuk cara cepat dapat digunakan daftar/tabel
yang telah baku (lihaat karpovich 1953, 1958, 1971)
2.
Pengaturan bunyi metronom untuk irama 30x naik
turun bangku agar ditera dengan stop watch
3.
Teman sekerja hendaknya selalu memperingatkan
naracoba, bila dijumpai melakukan naik turun dengan irama yang tidak tepat atau
sikap tubuhnya tidak benar
4.
Cara naik turun bangku dapat diatur
keseragamannya dengan memberikan komando awal/pada waktu siap, salah satu kaki
berada di atas bangku.
Semoga bermanfaat dan silahkan di praktekan
0 komentar:
Posting Komentar