Selasa, 12 Maret 2013

Jaringan Otot

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi; dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri atas selaput silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel jaringan lain. 
Ada tiga jenis otot :

Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka, atau sadar) adl otot yang menempel pada rangka dan digunakan untuk pergerakan. Bila otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsang saraf.
Gambar otot bergaris :

 
Otot polos (otot tidak bergaris, otot licin, otat tak sadar). Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf, meskipun di sebagian besar tempat di tubuh kegiatannya berada di bawah pengendalian saraf otonom(tak sadar).
otot tak sadar ditemukan pada dinding pembulu darah dan pembuluh limfe., pada dinding saluran pencernaan da visera (alat dalam) yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan muskulus siliaris mata, serta pada otot tak sadar dalam kulit.
Gambar otot polos:

 

Otot sfinger terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila berkontraksi. Contohnya sfingter jantung dan sfingter piloris pada mulut lambung.

Otot jantung ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada –tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik. .Kontraksi otot bila otot dirangsang, timbul masa laten yang pendek, yaitu sewaktu rangsangan diterima. Kemudian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal, dan akhirnya mengendur dan memanjang kembali.
Faktor-faktor tertentu yang memengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan lebih kuat bila sedang renggang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan kedinginan memperlemah kekuatan kontraksi.
Serabut otot tak bergaris kontraksi lebih lambat dan tidak bergantung pada rangsang saraf, meskipun rangsang saraf ini dapat mengubah kekuatan kontraksinya.
Gambar Otot Jantung:

 

Tonon otot. Otot tidak pernah istirahat benar meskipun kelihatannya demikian. Pada hakikatnya otot selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap bereaksi terhadap rangsangan.

Energi pada kontraksi otot di dapat dari perubahan adenosin trifosat (ATP) menjadi adenosin difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Dengan adanya tambahan persediaan oksigen, pemecahan ini berlangsung aerobik dan menghasilkan karbon dioksida dan air. Jika tidak tersedia cukup oksigen, gllikogen hanya dipecah menjadi asam laktat (glikogen anaerobik), dan kadar asam laktat dalam darah bertambah. Kejadian ini biasa terjadi pada atlet-atlet. Namun, pada penderita jantung atau aliran darahnya tidak sanggup menghantarkan darah dalam jumlah memadai pada otot-otot yang sedang bekerja, hal ini terlalu cepat terjadi.

Semoga bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar